permainan tradisional


permainan tradisional





Hai…. hari ini saya akan menjelaskan tentang sejarah permainan tradisional, dahulu banyak sekali permainan yang di mainkan oleh anak-anak tetapi seiring perkembangan jaman permainan sudah tidak lagi diminati oleh anak-anak karena adanya teknologi modern yang memudahkan mereka untuk bermain, jadi permainan yang dimainkan anak jaman sekarang sudah tidak cepat lelah dan capek tetapi itu sepertinya sangat tidak menyehatkan badan karena jarang sekali aktivitas yang bergerak pada permainan yang ada pada teknologi modern, serta banyak anak-anak yang jarang berkumpul dan berkomunikasi satu sama lain. Mau tahu kan permainan tradisional dan permainan modern lebih sehat yang mana..? okey Yang pertama ini saya akan membahas tentang sejarahnya dulu, karena kita harus tahu sejarah permainan tradisional, contoh-contoh permainan tradisional beserta cara bermainnya, tujuan dan manfaat permainan tradisional, makna dibalik adanya permainan tersebut, perbedaan permainan tradisional dan permainan modern.
Sejarah permainan tradisional

Permainan Tradisional
Permainan tradisional adalah permainan yang sudah ada sejak zaman  dahulu, yang berkembang di lingkungan masyarakat. Mungkin hampir semua anak-anakdi era sebelum 1990an pernah bermain permainan ini. Petak umpet, salah satu permainan tradisional yang telah berumur ratusan tahun, bahkan mungkin ribuan tahun, karena belum pernah ada data akurat yang menerangkan kapan pertama kali mainantersebut dimainkan. Kini, di era milenium tidak banyak anak-anak yang memainkannya, karen tempat yang tak memadai untuk bermain menjadi salah satu kendala selain banyaknya permainan bernuansa teknologi yang menjadi pilihan.
Petak umpet, egrang, gangsing, kelereng, galasin, bentengan, lompat tali, congklak, gunungan, boi-boian, layangan, bekel adalah beberapa macam permainan tradisional yang ada di Indonesia.Permainan-permainan tradisional yang dahulu banyak dimainkan oleh anak-anak dihalaman rumah. Permainan yang mulai dilibas oleh perkembangan jaman, karena semakin sempitnya ruang publik untuk anak-anak bermain.Peningkatan laju pertumbuhan penduduk pun turut andil dalam menjadikan pemukimanyang semakin padat di kota-kota besar, jalan-jalan sempit, tak ada lapangan maupun pekarangan untuk bermain, membuat anak memilih permainan yang lebih praktis,permainan-permainan yang cenderung menjadikan mereka manusia-manusia individual yang tak mengenal cara bersosialisasi di dalam masyarakat.
 Indonesia kaya akan budaya, dari 33 provinsi yang tersebar di Indonesia, tiap-tiap provinsi itu memiliki kebudayaan yang berbeda-beda.  Kebudayaan Indonesia banyak meliputi berbagai macam hal, meliputi kesenian, permainan tradisional, bahasa, pakaian adat (suku), dll. Dengan demikian, Indonesia mempunyai jati diri yang beragam tak hanya terpaku pada satu wilayah saja. Menurut Pasal 32 UUD 1945, yang berbunyi: “kebudayaan bangsa (Indonesia) adalah puncak-puncak kebudayaan di daerah,” menjadi tolak ukur sejauh mana Indonesia mempunyai keberagaman budaya. Hal inilah yang menjadi kebanggaan Indonesia sebagai negara berkembang yaitu mempunyai keberagaman kebudayaan. Kebudayaan-kebudayaan inilah yang seyogyanya harus dilestarikan dan dipertahankan oleh masyarakat karena tanpa kita sadari bahwa bila melestarikan kebudayaan Indonesia, berarti kita tidak melupakan sejarah.
Salah satu keberagaman kebudayaan Indonesia yang menjadi warisan sejarah ialah permainan tradisional. Permainan-permainan tradisional yang dimiliki Indonesia berbeda-beda, relatif pada di mana letak daerahnya, jadi letak geografis suatu wilayah memengaruhi keberagaman permainan-permainan tradisional yang dimiliki oleh Indonesia. Permainan tradisional yang beberapa tahun terakhir jarang kita temui ialah dampak akan kemajuan zaman yang semakin hari semakin modern dan permainan tradisional ini mungkin kalah ‘pamor’ dengan permainan anak-anak zaman kini, akibatnya permainan-permainan ini kini hampir punah bahkan sangat sulit kita temui.
Contoh permainan tradisional beserta cara bermainnya
1.       Petak umpet

Petak umpet menurut Wikipedia Indonesia adalah sejenis permainan mencari temanyang bersembunyi, bisa dimainkan oleh minimal 2 orang, namun jika semakin banyakakan semakin seru.
Dimulai dengan hompimpah untuk menentukan siapa yang menjadi “kucing” (berperan sebagai pencari teman-temannya yang bersembunyi). Si kucing ini nantinya akanmemejamkan mata atau berbalik sambil berhitung sampai 10, biasanya dia menghadap tembok, pohon atau apasaja supaya dia tidak melihat teman-temannya bergerak untukbersembunyi. Setelah hitungan sepuluh, mulailah ia beraksi mencari teman-temannya.
2.       Benteng

Permainan ini dimainkan oleh dua kelompok, masing–masing kelompok terdiri dari 4 sampai 8 orang. Kedua kelompok kemudian akan memilih suatu tempat sebagai markas, biasanya sebuah tiang, batu atau pilar yang disebut sebagai “benteng”. Tujuan utama permainan ini adalah untuk menyerang dan mengambil alih “benteng” lawan dengan menyentuh tiang atau pilar yang telah dipilih oleh lawan dan meneriakkan kata benteng. Kemenangan juga bisa diraih dengan “menawan” seluruh anggota lawan dengan menyentuh tubuh mereka. Untuk menentukan siapa yang berhak menjadi “penawan”, ditentukan dari siapa yang paling akhir menyentuh “benteng” mereka.
3.       Congklak atau Dakonan

Congklak adalah suatu permainan tradisional yang dikenal dengan berbagai macam nama di seluruh Indonesia. Biasanya dalam permainan, sejenis cangkang kerang digunakan sebagai biji congklak dan jika tidak ada, kadangkala digunakan juga biji-bijian dari tumbuhan. Permainan congklak dilakukan oleh dua orang. Dalam permainan mereka menggunakan papan yang dinamakan papan congklak dan 98 (14 x 7) buah biji yang dinamakan biji congklak atau buah congklak. Umumnya papan congklak terbuat dari kayu dan plastik, sedangkan bijinya terbuat dari cangkang kerang, biji-bijian, batu-batuan, kelereng atau plastik. Pada papan congklak terdapat 16 buah lobang yang terdiri atas 14 lobang kecil yang saling berhadapan dan 2 lobang besar di kedua ujungnya. Setiap 7 lobang kecil di sisi pemain dan lobang besar di sisi kanannya dianggap sebagai milik sang pemain. Pada awal permainan setiap lobang kecil diisi dengan tujuh buah biji. Dua orang pemain yang berhadapan, salah seorang yang memulai dapat memilih lobang yang akan diambil dan meletakkan satu ke lobang di sebelah kanannya dan seterusnya. Bila biji habis di lobang kecil yang berisi biji lainnya, ia dapat mengambil biji-biji tersebut dan melanjutkan mengisi, bisa habis di lobang besar miliknya maka ia dapat melanjutkan dengan memilih lobang kecil di sisinya. Bila habis di lubang kecil di sisinya maka ia berhenti dan mengambil seluruh biji di sisi yang berhadapan. Tetapi bila berhenti di lobang kosong di sisi lawan maka ia berhenti dan tidak mendapatkan apa-apa.Permainan dianggap selesai bila sudah tidak ada biji lagi yang dapat diambil (seluruh biji ada di lobang besar kedua pemain). Pemenangnya adalah yang mendapatkan biji terbanyak.
4.       Kelereng

Kelereng adalah mainan kecil berbentuk bulat yang terbuat dari kaca atau tanah liat. Ukuran kelereng sangat bermacam-macam, umumnya 1,25 cm. Permainan kelereng ini biasanya dimainkan oleh anak sekolah dasar umur 7 tahun. Ternyata, kelereng juga dapat ditemukan di belahan dunia lain. Sejak abad ke-12, di Prancis, kelereng disebut dengan bille, artinya bola kecil. Lain halnya di Belanda, kelereng dikenal dengan nama knikkers. Di Inggris ada istilah marbles untuk menyebut kelereng. Marbles sendiri digunakan untuk menyebut kelereng terbuat dari marmer yang didatangkan dari Jerman.
5.       Galasin

Galah Asin atau di daerah lain disebut Galasin atau Gobak Sodor adalah sejenis permainan daerah dari Indonesia. Permainan ini adalah sebuah permainan grup yang terdiri dari dua grup, di mana masing-masing tim terdiri dari 3–5 orang. Inti permainannya adalah menghadang lawan agar tidak bisa lolos melewati garis ke baris terakhir secara bolak-balik, dan untuk meraih kemenangan seluruh anggota grup harus secara lengkap melakukan proses bolak-balik dalam area lapangan yang telah ditentukan. Permainan ini biasanya dimainkan di lapangan bulu tangkis dengan acuan garis-garis yang ada atau bisa juga dengan menggunakan lapangan segi empat dengan ukuran 9 x 4 m yang dibagi menjadi 6 bagian. Garis batas dari setiap bagian biasanya diberi tanda dengan kapur. Anggota grup yang mendapat giliran untuk menjaga lapangan ini terbagi dua, yaitu anggota grup yang menjaga garis batas horisontal dan garis batas vertikal. Bagi anggota grup yang mendapatkan tugas untuk menjaga garis batas horisontal, maka mereka akan berusaha untuk menghalangi lawan mereka yang juga berusaha untuk melewati garis batas yang sudah ditentukan sebagai garis batas bebas. Bagi anggota grup yang mendapatkan tugas untuk menjaga garis batas vertikal (umumnya hanya satu orang), maka orang ini mempunyai akses untuk keseluruhan garis batas vertikal yang terletak di tengah lapangan. Permainan ini sangat mengasyikkan sekaligus sangat sulit karena setiap orang harus selalu berjaga dan berlari secepat mungkin jika diperlukan untuk meraih kemenangan.
6.       Gasing

Gasing adalah mainan yang bisa berputar pada poros dan berkesetimbangan pada suatu titik. Gasing merupakan mainan tertua yang ditemukan di berbagai situs arkeologi dan masih bisa dikenali. Sebagian besar gasing dibuat dari kayu, walaupun sering dibuat dari plastik, atau bahan-bahan lain. Kayu diukir dan dibentuk hingga menjadi bagian badan gasing. Tali gasing umumnya dibuat dari nilon, sedangkan tali gasing tradisional dibuat dari kulit pohon. Panjang tali gasing berbeda-beda bergantung pada panjang lengan orang yang memainkan.

7.       Kasti
Kasti atau Gebokan merupakan sejenis olahraga bola seperti halnya olahraga softball atau baseball. Permainan yang dilakukan 2 kelompok ini menggunakan bola tenis sebagai alat untuk menembak lawan dan tumpukan batu untuk disusun. Siapapun yang berhasil menumpuk batu tersebut dengan cepat tanpa terkena pukulan bola adalah kelompok yang memenangkan permainan. Pada awal permainan, ditentukan dahulu kelompok mana yang akan menjadi penjaga awal dan kelompok yang dikejar dengan suit. Kelompok yang menjadi penjaga harus segera menangkap bola secepatnya setelah tumpukan batu rubuh oleh kelompok yang dikejar. Apabila bola berhasil menyentuh lawan, maka kelompok yang anggotanya tersentuh bola menjadi penjaga tumpukan batu.
8.       Layang-Layang

Permainan layang-layang, juga dikenali dengan nama wau merupakan satu aktivititas menerbangkan layang-layang tersebut di udara. Pada musim kemarau di Indonesia anak-anak selalu bermain layang-layang karena anginnya besar.
9.       Yo-Yo

Yo-yo adalah suatu permainan yang tersusun dari dua cakram berukuran sama (biasanya terbuat dari plastik, kayu, atau logam) yang dihubungkan dengan suatu sumbu, di mana tergulung tali yang digunakan. Satu ujung tali terikat pada sumbu, sedangkan satu ujung lainnya bebas dan biasanya diberi kaitan. Permainan yo-yo adalah salah satu permainan yang populer di banyak bagian dunia. Yo-yo dimainkan dengan dengan mengaitkan ujung bebas tali pada jari tengah, memegang yo-yo, dan melemparkannya ke bawah dengan gerakan yang mulus. Sewaktu tali terulur pada sumbu, efek giroskopik akan terjadi, yang memberikan waktu untuk melakukan beberapa gerakan. Dengan menggerakkan pergelangan tangan, yo-yo dapat dikembalikan ke tangan pemain, di mana tali akan kembali tergulung dalam celah sumbu.
Makna permainan tradisional dari segi nilai budayanya
Nilai Budaya
            Nilai budaya yang terkandung dalam permainan egrang adalah kerja keras, keuletan, dan sportivitas. Nilai kerja keras tercermin dari semangat para pemain yang berusaha agar dapat mengalahkan lawannya. Nilai keuletan tercermin dari proses pembuatan alat yang digunakan untuk berjalan yang memerlukan keuletan dan ketekunan agar seimbang dan mudah digunakan untuk berjalan. Dan, nilai sportivitas tercermin tidak hanya dari sikap para pemain yang tidak berbuat curang saat berlangsungnya permainan, tetapi juga mau menerima kekalahan dengan lapang dada.
Perbedaan permainan tradisional dan permainan modern
      
permainan tradisional merupakan segala bentuk permainan yang telah ada sejak zaman dahulu dan diwariskan secara turun-menurun dari generasi ke generasi. Pada umumnya, game tradisional sangat susah untuk dicari dari mana asal muasalnya, maupun mengenai siapa penciptanya. Biasanya game tradisional yang tumbuh dan berkembang dalam suatu masyarakat mencerminkan warna kebudayaan setempat. Jenis game tradisional ini yaitu layangan, kasti, petak umpet, congklak, bentengan dan sebagainya. Sedangkan Permainan modern merupakan game yang disajikan pada suatu piranti atau perangkat teknologi dan dimainkan secara virtual. Media teknologi yang digunakan, yaitu console, komputer, handphone dan elektronik lainnya. Seiring perkembangan teknologi, game tradisional ini sudah jarang dimainkan dan kalah bersaing dari game modern.
Tujuan dan manfaat permainan tradisional
Tujuannya yaitu Untuk membuat anak-anak belajar berhitung, membuat anak-anak pandai berkomunikasi dan mengolah pembicaraan dengan orang lain, supaya mereka berusaha menciptakan ide ide dalam membentuk suatu permainan, pandai mencari solusi dan memecahkan suatu permasalahan dalam permainan.
Manfaatnya
Menjalin adanya tali persaudaraan dan kebersamaan,kekompakan antar teman agar tetap rukun.
Membuat suasana menyenangkan, dengan demikian anak-anak tidak jenuh dan merasa bosan jika berada di rumah atau dimana pun mereka dapat bersenang senang menciptakan kreatifitas dengan adanya permainan yang dikenalkan kepada anak-anak.
Menyehatkan badan, dengan bermain permainan tradisional dapat banyak beraktifitas dan bergerak dapat menyehatkan badan, kita juga bermain seperti berolah raga menggerakkan tubuh, tetapi kita tidak merasa tertekan karena banyak teman membuat suasana menjadi menyenangkan.
Hemat biaya, sebenarnya permainan tradisional tidak memerlukan biaya yang sangat mahal tidak seperti permainan modern yang sangat menguras banyak uang pada saat kita menggunakan media internet atau warung internet, permainan tradisional sebenarnya hanya memerlukan tenaga yang ekstra dan dapat belajar sambil bermain tanpa mengeluarkan biaya yang sangat besar.


permainan tradisional

0 Response to "permainan tradisional"

Posting Komentar